"Genggamlah tanganku dan hitunglah denyut
nadiku, sebanyak itulah rinduku kepada mu"
-Fere
*Ini Perselingkuhan*
"Rana, jangan pulang"
-Fere
"Rana, jangan menangis"
-Fere
"Kamu baru saja mengatakan dua permintaan
yang sama-sama mustahil"
-Rana
"Jangan pernah bilang 'mustahil' aku ngeri
mendengarnya"
-Fere
"Tapi, kita bisa apa?"
-Rana
"Kamu memang nggak mengerti, nggak akan ada
yang bisa"
-Fere
"Ikatanku banyak. Bukan cuma pernikahan 2
orang. Tapi aku juga menikah dengan
keluarganya, dengan seluruh lapisan
keluarganya. Aku ga kaya kamu yang punya
banyak kebebasan. Kamu ga bisa
membandingkan-"
-Rana
"Aku ga membandingkan. Karena aku tau
perbandingan ga akan bawa kita kemana-
mana.Tapi, aku bisa melihat kamu memilikinya.
Kekuatan untuk mendobrak. Membebaskan diri
kamu sendiri"
-Fere
"Mendobrak apa? Moralitas? Norma sosial? Kita
hidup didalamnya, Re. Aku cuma mau Realistis"
-Rana
"Tidakah kamu menyakiti diri kamu sendiri dengan
menepatkanya demikian? Apa yang jahat disinih,
Rana? Jahatkah aku mencintaimu mati-matian?
Begitu arogankah semua itu?"
-Fere
*Ini surat terakhir Rana untuk Fere:
Tidak ada yang ku sesali. Aku harap kamu juga
demikian.
Tidak ada cara yang mudah untuk mengatakan ini
semua.
Aku yakin kamu mengerti. Dan, tidak ada yang ku
cintai dalam selain perasaan indah yang pernah
kita mikiki (dan, semoga masih terus kita miliki).
Tapi, aku bukan Putri yang kamu cari.
Disatu titik, perasaan indah itu lelah
mengkristal, dan aku akan menyimpanya.
Selamanya.
Kamu adalah yang teristimewa. Kamu telah
memberiku kekuatan untuk mendobrak belenggu
itu. Sekarang aku bebas. Tapi, tidak berarti kita
jalan bersama.
Izinkan aku kembali berjalan di setapak kecilku.
Rana,
Ini keluhan Fere:
Apa ini semua? Pasar malam kasih sayang?
Cinta diobral dan dicuci gudang?
Yang kudamba juga sederhana.
Bukan cinta antik dan berukiran unik.
Ini ucapan pertama Diva untuk Fere melalui
telepati:
Wahai, kau yang sedang dimabuk cinta,
berikanlah kepadaku setetes apa yang kau reguk.
Kala kau jatuh nanti, aku akan tau apa rasanya
lumbung tampa harus ikut terpuruk.
Ini ucapan Arwin saat tau kalau Rana selingkuh
dengan Fere:
Aku janji, Rana.
Begitu kau sembuh nanti, aku akan
menjadikanmu perempuan yang paling bahagia
didunia.
Mungkin itu satu-satunya kesempatanku. Aku
janji.
Kekecewaan Diva:
Sudahkah kau benar-benar jatuh, wahai yang
sedang jatuh cinta? Masih kutunggu engkau di
dasar jurangmu sendiri. Dititik engkau akan
berbalik dan benar-benar menjadi pecinta sejati.
*Sebelumnya, ini adalah adegan yang paling buat
gue terenyuh*
*Ini titik paling menyedihkan bagi Fere
Lalu kenapa aku yg ditinggalkan? Kurang
berhargakah aku sampai-sampai mereka sibuk
dengan perkara cintanya masing-masing. Dan
lupa kalau aku ada? Kenapa kamu begitu lemah
dan egois, mama? Kenapa kamu tidak
menyelesaikan masalahmu dan malah memilih
kabur, papa? Dan sekarang....
Lihatlah ibunda, yang ada di alam sana, dan
ayahanda, dimanapun engkau berada. Cukup 24
tahun bagiku untuk menjadi kalian berdua. Aku
nyaris melarikan istri orang lain. Dan sekarang
aku akan mencoba peruntungan mencabut nyawa
sendiri. Tidakah kalian bangga?
Opa. Oma. Kalian selalu ingin melihatku berdoa,
bukan? Baiklah. Jangan harap aku sudi menunduk
dan tutup mata
Ini puisi lanjutanya Fere:
Wahai, Tuhan,
aku tau kita tak saling berbicara
Tapi, tentunya Kau masih ingat aku,
Sebagaimana aku tak menjagal-Mu
Dan, jika ini detik-detik penghabisanku,
bebaskan aku bicara semauku,
Izinkan aku kesal kepada-Mu didalam
kepasrahanku,
sepanjang hidup Engkau selalu membingungkan.
Dengan cara aneh, Kau tunjukan keangunan.
Kau, dengan teka-tekimu bernama Takdir.
Bahkan, disaat seperti ini, ada saja cara kalian
membuatku tertawa sekaligus tersindir
Ini jawaban Diva kepada kekecewaan Fere
melalui Telepati:
Engkau, sudah jatuh bukan? Rasakanlah
dinginnya dasar jurang itu.
Kehancuran adalah awal dari Kesadaranmu.
Matilah terhapa semua yang engkau ketahui.
Matilah sebelum kau mati. Karena, kematianmu
adalah kemerekaanmu.
Ini percakapan telepati antara Diva dan Fere.
Setelah Fere bangkit:
Pernahkan kamu merasa waktu mendadak lenyap,
tapi bumi tetap berputar?
Ya, aku tau maksutmu. Bumi yang kamu pijak
berputar, tapi waktu didalam benakmu beku.
Pernahkan kamu merasa tidak dimana-mana,
sekaligus berada dimana-mana?
Aku juga tahu itu. Perasaan lebur total yang tak
terperih indahnya.
Dan, pernahkah kamu tidak berkata-kata, tetapi
kamu berbicara?
Bukankah itu yang kita lakukan, Fere?
*Ini isi tulisan diva yang dikasih ke Fere waktu
diva mau pergi:
Segalanya ada padamu.
Didalam dirimu.
Termasuk aku.
-D
*Ini Percakapan seorang pasangn homo:
Ruben
Ya?
Aku mencintaimu
Ha?
Setidaknya aku tamat dalam rasa cinta
Aku juga mencintaimu
Senin, 24 Agustus 2015
Quotes Supernova
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar