Senin, 18 Mei 2015

Pengertian dan Keadaan Keluarga Broken Home

Tidak luput dari kenyataan yang adabahwa semakin
hari semakin banyak keluarga yang mengalami
broken home. Beberapakasus diantaranya mungkin
disebabkan oleh perselingkuhan, perbedaan
prinsiphidup, atau sebab-sebab lainnya yang bisa
disebabkan oleh masalah internalmaupun eksternal
dari kedua belah pihak. Akan tetapi, yang jelas
kasus-kasusbroken home itu sama halnya dengan
kasus-kasus sosial lainnya, yaitu
sifatnyamultifaktoral. Satu hal yang pasti,
hubungan interpersonal diantara suami istridalam
keluarga broken home telah semakin memburuk.
Kedekatan fisikal jugamenjadi alasan bagi pasangan
suami istri dalam menyikapi masalah broken
home,meskipun dalam beberapa sumber disebutkan
bahwa kedekatan fisik tidakmempengaruhi
kedekatan personal antar individu. Inti dari
semuanya adalahkomunikasi yang baik
antarpasangan. Dalam komunikasi ini, berbagai
faktor kejiwaantermuat di dalamnya, sehingga
patut mendapat perhatian utama.
Memburuknya komunikasi diantara suamiistri ini
seringkali menjadi pemicu utama dalam keluarga
broken home. Olehsebab itu, sangatlah penting rasa
saling percaya, saling terbuka, dan salingsuka
diantara kedua pihak agar terjadi komunikasi yang
efektif. Dalam keadaanini, kematangan
kepribadianlah yang menentukan penerimaan peran
dari pasangankomunikasinya. Setiap individu
dilahirkan dengan tipe kepribadian yangberbeda-
beda oleh sebab itu saling pengertian
antarpasangan juga sangatlahpenting.
Dalam suasana keluarga yang brokenhome bukan
hanya komunikasi yang memburuk, tetapi juga
terdapat aspek yangtidak relevan dalam hubungan
itu, sehingga menyebabkan
berkurangnyaketertarikan antardiri pasangannya.
Lemahnya ketertarikan ini bisa berdampakpada
pengabaian sosial termasuk pengabaian afektif.
Dalam hal ini, dapatdiuraikan bahwa dalam keluarga
yang broken home antarpasangan terjadi
pelemahan rasasaling menilai secara positif, yang
terjadi penilaian menjadi cenderung negatifantara
satu pasangan dengan pasangannya.
Dari semua fenomena di atas, akan bisaberdampak
pada perkembangan kejiwaan anak dalam keluarga
itu. Remajalah yangdalam hal ini sangat rentan.
Masa remaja, seperti yang dikatakan
oleh Erickson bahwa masaremaja merupakan masa
pencarian identitas. Pengaruh
faktor brokenhome keluarga menjadifaktor negatif
dalam penemuan identitas yang sehat, sehingga
remaja cenderungmengalami fasekebingungan
identitas. Perkembangan afeksi juga bisa
mengalami hambatan.Hal ini dikarenakan adanya
pengabaian dari orangtuanya. Lebih jauh,
terdapatsifat-sifat penghambat perkembangan
kepribadian yang sehat yang terwujud
dalamkepribadian anak.
Ayah, ibu, dan anak adalah keluargainti yang
merupakan organisasi terkecil dalam kehidupan
bermasyarakat. Padahakikatnya, keluarga
merupakan wadah pertama dan utama bagi
perkembangan danpertumbuhan anak. Di dalam
keluarga, anak akan mendapatkan pendidikan
pertamamengenai berbagai tatanan kehidupan yang
ada di masyarakat. Keluargalah yangmengenalkan
anak akan aturan agama, etika sopan santun,
aturan bermasyarakat,dan aturan-aturan tidak
tertulis lainnya yang diharapkan dapat menjadi
landasankepribadian anak dalam menghadapi
lingkungan. Keluarga juga yang akan
menjadimotivator terbesar yang tiada henti saat
anak membutuhkan dukungan dalammenjalani
kehidupan.
Namun, melihat kondisi masyarakat saatini, fungsi
keluarga sudah mulai tergeser keberadaannya.
Semua anggota keluargakhususnya orangtua
menjadi sibuk dengan aktivitas pekerjaannya
dengan alasanuntuk menafkahi keluarga. Peran
ayah sebagai kepala keluarga menjadi tidakjelas
keberadaannya, karena seringkali ayah zaman
sekarang bekerja di luar kotadan hanya pulang satu
minggu sekali ataupun pergi pagi dan pulang larut
malam.Ibulah yang menggantikan peran ayah di
rumah dalam mendidik serta mengaturseluruh
kepentingan anggota keluarganya.
Masalah akan semakin berkembangtatkala ibupun
menjadi seorang wanita pekerja dengan beralih
membantu perekonomiankeluarga ataupun berambisi
menjadi wanita karir, sehingga melupakan anak
dankeluarganya. Banyak ditemukan ibu menjadi
seorang superwoman yang bekerja duapuluh empat
jam sehari tanpa henti, barangkali waktu istirahat
ibu hanyalahbeberapa jam dalam sehari. Itupun jika
ibu mampu dengan cerdas mengelola waktubekerja
di luar rumah dan bekerja di rumah tangganya.
Ketika ayah dan ibu sibukdengan aktivitasnya
masing-masing, lalu ke manakah anak-anak
mereka? Anak yangseharusnya memiliki hak
mendapatkan kehangatan dalam keluarganya.
Kecenderungan yang terjadi, keluargamenjadi
pecah dan tidak jelas keberadaannya. Ketika ayah
dan ibu sudah tidakdapat berkomunikasi dengan
baik, karena kesibukan masing-masing atau
karenaegonya, maka mereka memilih untuk
bercerai. Namun, di saat orang tua
dapatmempertahankan keluarganya secara utuh
tanpa ada komunikasi yang hangat antaraanggota
keluarganya, secara psikologis merekapun bercerai.
Oleh karena orangtua tidak punya waktubanyak
untuk berdialog, berdiskusi atau bahkan hanya
untuk saling bertegursapa. Saat orang tua pulang
bekerja, anak sudah tertidur dengan lelapnya
dansaat anak terbangun tidak jarang orang tua
sudah pergi bekerja atau anaknyayang harus pergi
ke sekolah. Ketika anak protes dan mengeluh,
orangtua hanyacukup memberikan pengertian bahwa
ayah dan ibu bekerja untuk kepentingan anakdan
keluarga juga. Orang tua zaman sekarang sering
merasa kesulitan mengertikeinginan anaknya, tanpa
mereka sadari bahwa orangtualah yang selalu
membuatanak harus mengerti keadaan orang
tuanya.
Anak yang brokenhome bukanlah hanya anakyang
berasal dari ayah dan ibunya bercerai, namun anak
yang berasal darikeluarga yang tidak utuh, dimana
ayah dan ibunya tidak dapat berperan
danberfungsi sebagai orang tua yang sebenarnya.
Tidak dapat dimungkiri kebutuhanekonomi yang
semakin sulit membuat setiap orang bekerja
semakin keras untukmemenuhi kebutuhan hidup
keluarganya. Namun, orangtua seringkali
tidakmenyadari kebutuhan psikologis anak yang
sama pentingnya dengan memenuhikebutuhan hidup.
Anak membutuhkan kasih sayang berupa perhatian,
sentuhan,teguran dan arahan dari ayah dan ibunya,
bukan hanya dari pengasuhnya atau pundari nenek
kakeknya.
Perhatian yang diperlukan anak dariorang tuanya
adalah disayangi dengan sepenuh hati dalam bentuk
komunikasiverbal secara langsung dengan anak,
meski hanya untuk menanyakan aktivitassehari-
harinya. Menanyakan sekolahnya, temannya,
gurunya, mainannya, kesenangannya,hobinya, cita-
cita dan keinginannya. Ada anak di sekolah yang
merasa aneh, jikatemannya mendapatkan perhatian
seperti itu dari orang tuanya, karena
zamansekarang hal tersebut menjadi sangat mahal
harganya dan tidak semua anakmendapatkannya.
Anak sangat membutuhkan sentuhan dariorang
tuanya, dalam bentuk sentuhan hati yang berupa
empati dan simpati untukmembuat anak menjadi
peka terhadap lingkungannya. Selain itu, belaian,
pelukan,ciuman, kecupan, dan senyuman diperlukan
untuk membuat kehangatan jiwa dalamdiri anak dan
membantu anak dalam menguasai emosinya.
Arahan dibutuhkan oleh anak untukmemberikan
pemahaman bahwa dalam kehidupan bermasyarakat
ada aturan tidaktertulis yang harus ditaati dan
disebut sebagai norma masyarakat. Norma agama,
normasosial, norma adat atau budaya dan norma
hukum sebaiknya diberikan kepada anaksejak masih
usia kecil. Dengan diberikannya pemahaman dalam
usia sedinimungkin, diharapkan anak dapat menjadi
warga masyarakat yang baik, khususnyasaat anak
mulai mengenal lingkungan selain keluarganya.
Jika anak melanggar norma tersebut,sudah
merupakan kewajiban orangtua sebagai pendidik
pertama bagi anak-anaknyauntuk memberikan
teguran yang disertai penjelasan logis sesuai
denganperkembangan usianya supaya anak mengerti
dan memahami bagaimana bersikap danberperilaku
yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.
Dampak dari keegoisan dan kesibukanorang tua
serta kurangnya waktu untuk anak dalam
memberikan kebutuhannyamenjadikan anak memiliki
karakter mudah emosi (sensitif), kurang
konsentrasibelajar, tidak peduli terhadap
lingkungan dan sesamanya, tidak tahu sopansantun,
tidak tahu etika bermasyarakat, mudah marah dan
cepat tersinggung,senang mencari perhatian orang,
ingin menang sendiri, susah diatur, suka
melawanorang tua, tidak memiliki tujuan hidup, dan
kurang memiliki daya juang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar